Halo pembaca setia blog Badia, dipostingan kali ini Badia mau memberikan sebuah review film Indonesia yang berjudul Surat Dari Praha.
Larasati (Julie Estelle) seorang wanita yang dilanda perceraian sehingga ia harus menjual rumah yang ditinggali oleh ibunya Sulastri (Widyawati Sofyan) untuk membayar biaya pengacara, namun kondisi Ibu Sulastri juga sedang dirawat dirumah sakit karena menderita suatu penyakit, hingga akhirnya Sulastri meninggal karena operasi yang dijalaninya gagal.
Larasati yang berniat menjual rumah tersebut mengalami kendala, dalam surat wasiat ibunya berpesan untuk mengantarkan kotak dan sepucuk surat untuk Jaya (Tyo Pakusadewo) di Praha. Larasati tidak bisa menjual rumah tersebut jika ia tidak memenuhi wasiat ibunya.
Pertemuannya dengan Jaya di Praha membuat Larasati mengetahui persoalan yang sebenarnya, Laras mengira surat-surat yang dikirimkan oleh Jaya adalah penyebab ketidakharmonisan keluarganya, namun seiring berjalannya waktu kedekatan mereka semakin intim dan mereka berdua larut didalam rasa saling menyayangi.
Menyaksikan film Surat Dari Praha, kalian serasa dibawa kembali kedalam nostalgia cinta ala-ala tahun 70an, Jaya dan Sulastri dulunya sering berkirim-kirim surat namun Sulastri tidak pernah membalas suratnya, dan tidak pernah juga memberi kabar kepada Jaya bahwa Sulastri telah menikah, dan adegan ini disajikan secara lembut oleh Angga Dwimas Sasongko.
Walaupun film ini bercerita mengenai kisah cinta yang tak sampai, namun Surat Dari Praha juga memasukan unsur sejarah dalam alur ceritanya, sehingga penonton bisa merasakan bagaimana rasanya hidup pada masa Orde Baru dan dilanda rasa Cinta, hidup pada masa orde baru ternyata tidak senyaman jaman sekarang.
Menyaksikan film Surat Dari Praha, kalian serasa dibawa kembali kedalam nostalgia cinta ala-ala tahun 70an, Jaya dan Sulastri dulunya sering berkirim-kirim surat namun Sulastri tidak pernah membalas suratnya, dan tidak pernah juga memberi kabar kepada Jaya bahwa Sulastri telah menikah, dan adegan ini disajikan secara lembut oleh Angga Dwimas Sasongko.
Walaupun film ini bercerita mengenai kisah cinta yang tak sampai, namun Surat Dari Praha juga memasukan unsur sejarah dalam alur ceritanya, sehingga penonton bisa merasakan bagaimana rasanya hidup pada masa Orde Baru dan dilanda rasa Cinta, hidup pada masa orde baru ternyata tidak senyaman jaman sekarang.
Dari sisi alur cerita M. Irfan Ramli sudah menyiapkan naskah yang sangat bagus sekali, dari awal film dimulai penonton sudah langsung dapat mengikuti kisah dalam film dan merasakan emosi jiwa yang dialami antara Sulastri dan Jaya. Pertemuan Larasati dengan Jaya juga disajikan dengan sangat rapi dan juga penuh dengan emosi yang akan membakar jiwa.
Dari sisi para pemain Badia sangat salut dengan akting Julie Estelle beliau dapat memainkan Piano dalam film ini (entahlah tapi tuts yang ditekan dengan bunyi yang keluar itu senada) tidak seperti Herjunot Ali yang bermain pada film Sunshine Becomes You, begitu pula dengan Tyo Pakusadewo yang juga mahir memainkan piano, sepertinya mereka berdua bekerja sangat keras untuk bisa memainkan piano dalam adegan itu, badia acungi kedua jempol untuk mengapresiasi permainan piano mereka.
Well secara keseluruhan film Surat Dari Praha adalah sebuah film kisah cinta tak sampai di era 70-an yang dikemas dengan begitu apik sehingga penonton dapat hanyut dalam kisahnya yang lembut, bagi Anda yang tidak suka dengan cinta-cinta'an diharapkan untuk tidak menonton film ini, karena dapat mengecewakan Anda.
Oleh karena itu Badia memberikan nilai (B) untuk film ini, buat teman-teman yang belum menyaksikan filmnya silahkan lihat trailernya dibawah ini
Sampai disini dulu ya postingan Badia kali ini, sampai ketemu dipostingan berikutnya
No comments:
Post a Comment